maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
Setidaknya 50 orang tewas dalam serangan udara junta militer Myanmar di upacara pembukaan kantor kelompok anti-junta di negara bagian Sagaing, Selasa (11/4).

50 Orang Tewas usai Serangan Udara Militer Myanmar di Sagaing

Setidaknya 50 orang tewas dalam serangan udara junta militer Myanmar di upacara pembukaan kantor kelompok anti-junta di negara bagian Sagaing, Selasa (11/4).

Jakarta, CNN Indonesia

Setidaknya 50 orang telah tewas dalam serangan udara oleh junta militer Myanmar pada upacara pembukaan kantor kelompok anti-junta di negara bagian Sagaing, Selasa (11/4).

Anggota kelompok anti-junta, Tentara Pertahanan Rakyat (PDF), mengklaim adanya tembakan dari jet tempur selama upacara pembukaan kantor lokal PDF.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Saat ini, jumlah pasti korban tewas masih belum diketahui. Kami tidak dapat mengambil semua jenazah,” katanya kepada Reuters.

Menurut laporan The Irrawaddy, jet tempur menjatuhkan dua bom di sebuah rumah di Pa Zi Gyi, tempat upacara pembukaan kantor tersebut.

Serangan itu diikuti oleh serangkaian tembakan dari helikopter tempur Mi-35.

[Gambas:Video CNN]

“Banyak orang termasuk anak-anak tewas dan jumlah korban bisa melebihi 50,” kata anggota parlemen Kota Kanbalu, U Nay Zin Latt, seperti dikutip The Irrawaddy.

Beberapa media seperti BBC Myanmar, Radio Free Asia (RFA) melaporkan bahwa 50 hingga 100 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.

Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut. Seorang juru bicara junta militer juga tidak segera berkomentar ketika ditanya soal penyerangan tersebut.

Serangan udara terbaru ini adalah salah satu serangan paling mematikan yang pernah dilakukan oleh junta.

Pada bulan Maret, delapan orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan udara di barat laut Myanmar.

Kemudian, pada Oktober 2022, sedikitnya 50 orang termasuk penyanyi lokal tewas akibat serangan serupa.

Myanmar berada dalam krisis kemanusiaan dan politik setelah junta merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah pada Februari 2021.

Selama kudeta, mereka menangkap presiden Myanmar, Win Myint sebagai penasihat negara dan ketua Partai Persatuan Nasional untuk Demokrasi atau NLD, Aung San Suu Kyi.

Tidak lama setelah pengambilalihan paksa, warga Myanmar melakukan demonstrasi massal. Namun, militer menanggapi dengan kekuatan yang berlebihan.

Mereka tidak segan-segan menangkap bahkan membunuh siapa saja yang melawan kekuasaan mereka.

Menurut Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik (AAPP), junta menangkap 21.300 orang dan 3.229 tewas di tangan mereka.

(satu/bac)