Jakarta –
Untuk kesekian kalinya, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyatakan penolakan tegas atas rencana PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) impor KRL bekas dari Jepang. Bahkan, saat hal itu dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan PT KAI, Andre sempat emosi hingga berbicara di meja makan.
Hal itu disampaikan langsung dihadapan Plt. Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Suryawan, Direktur Utama PT INKA (Persero) Eko Purwanto, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo. Dengan nada tinggi, Andre mengingatkan ketiga bos besar itu, untuk tidak menyebarkan narasi bohong.
“Jujur pak, jangan salah memberikan informasi kepada masyarakat kalau kita hanya ingin impor. Ini yang ingin saya sampaikan pak, jangan salah informasi. INKA belum siap,” kata Andre saat menggebrak meja, di Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Andre mengaku dibanjiri protes warganet yang menggunakan commuter line alias Kereta Rel Listrik (KRL) terkait penolakan impor KRL. Bahkan, menurut dia, akibat dari narasi yang salah tersebut seolah-olah partainya dan sejumlah pejabat pemerintah menghalangi KCI untuk melakukan pelayanan publik.
Ia juga mengatakan, pihaknya telah mengunjungi pabrik kereta INKA yang berlokasi di Banyuwangi pada Desember 2020. Saat itu, mantan Direktur Utama INKA Budi Noviantoro menyampaikan bahwa pabrik tersebut sudah siap beroperasi namun saat itu sedang kosong. .
“Pabrik INKA di Banyuwangi sudah bisa produksi. Kok kosong? Karena belum ada pesanan dari KCI pak. Kalau sudah terima pesanan, dari KCI yang ditunggu-tunggu baru bisa produksi. Dan untuk produksi itu, butuh waktu 18 bulan untuk menyelesaikannya. 18 bulan dimulai dari pembelian alat dan suku cadang,” jelas Andre.
Andre pun mengaku pihaknya sudah mengingatkan KCI sejak Januari 2021 untuk memesan KA dari PT INKA (Persero) agar tidak perlu impor. Sayangnya, pemesanan ini baru dilakukan pada 9 Maret 2023 dengan kedok pabrik baru yang diresmikan. Padahal, pabrik tersebut sudah siap sejak 2020 silam.
Akibatnya, INKA baru bisa menyediakan kereta ini pada 2025 karena proses produksinya memakan waktu 18 bulan. Karena itu, menurut dia, jika KCI memesan kereta INKA mulai Januari 2021, tahun ini kereta sudah tersedia dan KCI tidak perlu mengimpor.
“Tahu lama kan kalau tahun 2023 KA perlu diganti, tahun 2024 perlu diganti. Pertanyaannya kenapa tidak pesan INKA dari dulu. Lalu jawabannya karena COVID-19. Tidak ada. Skenario berbeda bisa dilakukan,” katanya.
“Jadi Desember 2020 atau Januari 2021 Saudara pesan INKA insyaallah pertengahan Juni 2023 sudah selesai. Tapi karena Saudara baru pesan, baru selesai tahun 2025. Jadi salah informasi ke publik kita betulkan,” lanjutnya. .
Bersambung ke halaman berikutnya.