maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
Berengsek!  DPR Minta Freeport Beri Relaksasi Ekspor Tembaga

Berengsek! DPR Minta Freeport Beri Relaksasi Ekspor Tembaga

Berengsek!  DPR Minta Freeport Beri Relaksasi Ekspor Tembaga

Jakarta, CNBC Indonesia – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia akan mendorong solusi bagi PT Freeport Indonesia (Freeport) dalam mendapatkan relaksasi ekspor konsentrat tembaga. Ini menyusul izin ekspor konsentrat tembaga yang diberikan kepada Freeport hingga Juni 2023 saja.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menyusul belum rampungnya smelter tembaga Freeport.

“Mau tidak mau, kemungkinan ada relaksasi larangan ekspor (konsentrat tembaga Freeport),” kata Sugeng saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (27/3/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Dia menjelaskan, pihaknya mendorong agar Freeport mendapatkan relaksasi ekspor karena suatu alasan.

Sugeng mengatakan smelter yang sedang dibangun oleh Freeport terkendala oleh keadaan yang mendesak, dalam hal ini pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembangunan smelter tersebut tertunda.

“Karena semua berjalan, Freeport bukan berarti tidak membangun (smelter), justru membangun. Tapi karena force majeure akibat Covid dan lain-lain, jadi molor lagi,” kata Sugeng.

“Relaksasi artinya ekspor boleh. Kalau mau ditunda satu tahun, misalnya harus cut off date, karena ada force majeure juga,” imbuhnya.

Seperti diketahui, proyek smelter senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp. 45 triliun yang dibangun JIIPE Gresik akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun untuk menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Proyek smelter yang merupakan smelter kedua milik Freeport ini akan menghasilkan 35-50 ton emas dan 100-150 ton perak per tahun.

Hingga 2022, Freeport akan membelanjakan US$ 1,6 miliar atau setara Rp. 24 triliun (asumsi kurs Rp 15.029 per US$).

Sementara itu, pembangunan fisik proyek smelter ini diperkirakan selesai pada akhir 2023. Setelah itu akan dilakukan precommissioning dan commissioning, sehingga pada Mei 2024 diperkirakan sudah bisa beroperasi.

Di sisi lain, Direktur Utama Freeport Tony Wenas mengatakan pihaknya saat ini telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengekspor 2,3 juta ton konsentrat tembaga hingga Juni 2023.

“Kami mendapat rekomendasi ekspor dari ESDM, rekomendasi ekspor sudah diberikan, totalnya 2,3 juta ton sesuai RKAB yang disetujui,” kata Tony saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Tony mengatakan, rekomendasi ekspor yang diberikan ESDM kepada PTFI sudah jelas hingga 10 Juni 2023. Setelah itu, Tony belum bisa memastikan bagaimana Freeport akan melanjutkan ekspor tembaga.

“Iya. Jangka waktunya sampai 10 Juni 2023,” imbuhnya.

Freeport sebelumnya mengatakan akan mengekspor 2,3 juta ton konsentrat tembaga tahun ini. Ini mengikuti Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) yang disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sementara itu, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diperoleh pada 21 Desember 2018, seharusnya PTFI telah menyelesaikan pembangunan proyek smelter tembaga tersebut dalam waktu lima tahun sejak diterbitkannya IUPK, yaitu hingga 21 Desember 2023.

Namun karena adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada pengerjaan proyek tersebut, perseroan akhirnya mengajukan modifikasi S-curve ke Kementerian ESDM.

Sedangkan per Januari, progres fisik proyek smelter secara konsolidasi telah mencapai 54% atau melampaui rencana S-curve yang telah disetujui sebelumnya oleh pemerintah sebesar 52,9%.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Di Tengah Larangan Ekspor, Freeport Percepat Pembangunan Smelter

(des)