maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
DJPI Ungkap Pentingnya Penggunaan Blended Finance

DJPI Ungkap Pentingnya Penggunaan Blended Finance

DJPI Ungkap Pentingnya Penggunaan Blended Finance

Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna menyampaikan pentingnya mengembangkan mixed finance, dengan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, dalam pengelolaan sektor air minum. Blended finance dapat menggabungkan anggaran pemerintah, pembiayaan berbunga rendah, swasta, dan dana hibah.

Skema ini dapat digunakan di berbagai proyek infrastruktur, termasuk di sektor pengairan. Dengan demikian, Forum Air Dunia diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pelaku di sektor air tentang isu-isu air kritis dan menempatkannya dalam agenda global.

Herry mengatakan, forum ini diharapkan dapat mengembangkan solusi pembiayaan yang inovatif di sektor air minum, serta peran strategis swasta dan pemerintah.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Kami membahas bagaimana blended finance bisa masuk ke dalam investasi terkait sektor air melalui pembahasan konsep blended finance, menggali best practice blended finance dari negara lain, hingga pengelolaan air di blended finance,” ujar Herry pada Workshop ke-2 – Water Innovative Finance: ‘Blended Finance for the Water Sector’, Senin (20/3/2023).

Seiring pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air yang meningkat, rata-rata kebutuhan investasi di sektor air di tingkat global mencapai US$ 1,7 triliun, atau tiga kali lipat dari posisi investasi saat ini.

Salah satu kendalanya, menurut Herry, pendanaan pengelolaan air masih bergantung pada APBN. Sektor swasta jarang memperhatikan sektor ini karena investasinya relatif mahal.

Ia menekankan perlunya mengembangkan pembiayaan campuran atau blended finance yang dapat menyatukan seluruh pemangku kepentingan. Dalam metode ini, pihak swasta dapat berpartisipasi dalam investasi, serta pembiayaan berbunga rendah lainnya.

Agar skema ini dapat dilaksanakan dan berjalan lancar secara berkesinambungan, tentunya diperlukan konsistensi dari seluruh pemangku kepentingan. Dalam kesempatan yang sama, Executive Director Deals and Strategy, Deloitte, Pius Chong mengatakan ada beberapa syarat agar Blended Finance bisa berjalan dengan baik. Pertama, keselarasan strategis.

Penyelarasan strategis yang dimaksud adalah penyelarasan kebijakan permodalan keuangan campuran kemudian pemilihan proyek-proyek yang bankable untuk mendistribusikan modal guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s.

Persyaratan kedua adalah mobilisasi modal. Dalam hal ini diperlukan transparansi untuk memantau dan menilai penerapan dana yang disalurkan kepada peminjam agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.

Menurut Pius, Head Upstream and Advisory, INR Asia Pacific Development, International Finance Corporation, Victoria Delmon berpendapat Blended Finance dapat berjalan dengan baik jika diberikan kepada peminjam yang sehat secara finansial.

Ia menambahkan, penting untuk memastikan adanya efisiensi yang efektif dan transparan dalam penyediaan dana keuangan campuran kepada peminjam. Untuk itu, sangat penting juga untuk selalu melihat rekam jejak debitur dalam pembayaran kredit, sejauh kemampuan finansial.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Berikutnya

Tak heran, Jokowi menyebut masalah ini mendesak bagi dunia

(rah/rah)