Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku pengelola Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB), Jawa Timur, menargetkan produksi gas dengan kapasitas penuh pada akhir April 2023.
Direktur Utama PEPC Endro Hartanto mengatakan saat ini produksi gas di JTB masih sebesar 80 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Kemudian, diperkirakan akan meningkat secara bertahap menjadi 110 MMSCFD dan ditargetkan mencapai kapasitas penuh sebesar 192 MMSCFD pada akhir bulan ini.
“Mudah-mudahan di tahun 80an (MMSCFD) hari ini, mungkin minggu depan kita sudah mencapai 110an (MMSCFD). Kita tidak bisa langsung jet, kita naik pelan-pelan, hari ini kita bekerja untuk mengatasi masalah” Begitulah . pabrik, coba, kacau, coba lagi. Insyaallah akhir bulan ini kami upayakan full capacity,” ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam acara ‘Energy Corner’, Senin (03/04/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pada Februari 2023, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meresmikan Lapangan Gas JTB. Endro mengatakan hal tersebut menambah semangat PEPC untuk menggarap Lapangan Gas JTB.
Seperti diketahui, proyek gas JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2016 lalu.
“Kemarin tanggal 8 Februari proyek ini diresmikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf. Hal ini menambah semangat teman-teman PEPC dan PHE Group dalam menerima proyek baby gas JTB ini. Nanti saat kapasitas penuh mencapai 192 MMSCFD,” dia menambahkan.
Dia menjelaskan, bisnis gas memiliki keunikan tersendiri. Endro mengatakan dalam produksi gas harus ada pasar atau pembeli terlebih dahulu. Dalam hal ini JTB sudah memiliki pembeli yaitu PT PGN dan PT PLN (Persero).
Namun sayangnya, saat ini penyerapannya masih 172 MMSCFD, sementara produksi gas JTB sendiri sudah mencapai 192 MMSCFD. Karena itu, saat ini pihaknya tengah melakukan komunikasi intensif, khususnya dengan PGN, terkait penyerapan gas dari JTB.
“Bisnis gas ini cukup unik, kita harus ada pembeli. Pemerintah tidak akan menyetujui proyek gas jika tidak ada pembeli. Kebetulan pembelinya juga Pertamina, PGN Group dan PLN. Kita hanya dapat menyerap 172 MMSCFD,” ujarnya. menyimpulkan.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan proyek unitisasi Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro, Jawa Timur belum sepenuhnya beroperasi.
Direktur Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, memang proyek JTB sudah berproduksi dan menyalurkan gasnya ke konsumen sejak September 2022. Namun, yang dihasilkan adalah jenis asam sulfat atau H2SO4.
Wahju juga mengatakan saat ini permasalahan yang sedang didalami di proyek JTB adalah di unit pengayaan gas asam atau acid gas enrichment unit dari produksi, sehingga saat ini pihaknya masih berupaya troubleshooting atau menemukan permasalahan dari kondisi tersebut.
“Sebenarnya kita sudah produksi tapi unit pengayaan gas asam sedikit bermasalah, sehingga saat ini dihentikan. Makanya saat ini sedang dilakukan troubleshooting, belum diproduksi, H2SO4 cair sudah diproduksi,” ujarnya. ujar dalam konferensi pers SKK Migas, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Selain itu, Wahju berharap proyek JTB ditargetkan bisa berproduksi dan beroperasi penuh pada Maret 2023.
“Makanya target kami di bulan Maret adalah kapasitas produksi penuh,” kata Wahju.
Seperti diketahui, proyek JTB telah beroperasi dan menyalurkan gas ke konsumen sejak 20 September 2022.
Awalnya, gas dialirkan sebesar 30 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Namun secara bertahap akan meningkat dan diperkirakan akan mencapai puncak produksi hingga 192 MMSCFD pada Desember 2022.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Proyek Kebanggaan Jokowi Berhasil, Gas Melimpah di Jawa Timur!
(Wow)